Presiden Filipina Menentang Gereja Katolik soal Pendidikan Seks

.

Photo: http://ilga.org


Sekitar 200 bayi lahir di Filipina setiap jam dan angka remaja yang menjadi ibu juga meningkat, usia ibu termuda adalah 13 tahun.

Selama lebih dari satu dekade, pembuat kebijakan di Filipina berusaha mengesahkan RUU yang membolehkan konstrasepsi yang dibiayai negara dan kewajiban adanya pelajaran seks di sekolah-sekolah.

RUU itu ditentang Gereja Katolik di setiap kesempatan.

Tapi kini para legislator percaya bakal ada terobosan karena Presiden sendiri telah menentang Gereja dan pasang badan untuk membela RUU itu.

Kesha West Radio Australia menyusun laporan ini dari Manila.
Minggu pagi di Marikina, di pinggiran kota Manila.

Setiap sudut Gereja kota yang berusia 400 tahun ini dipenuhi umat.

Penduduk Filipina mencapai 90 juta jiwa dan 80 persennya adalah penganut Katolik.

Dan kehadiran Gereja ada di setiap aspek kehidupan terutama terkait program keluarga berencana.

Gabriel Reyes dari Konferensi Uskup Katolik Filipina.

“Itu bertentangan dengan aturan moral. Bagi kami kontrasepsi bertentangan dengan pernikahan yang alami.”

Tapi seiring melonjaknya populasi dan kehamilan diusia remaja, umat Katolik Filipina mulai harus mengubah cara berpikir mereka.

Dan orang yang sangat miskinlah yang punya anak paling banyak.

Cherry Francisco baru saja melahirkan anak ketiganya setelah kehilangan tiga anak.

“Umur saya 14 tahun saat pertama kali hamil. Sekarang ini kehamilan keenam. Bayi yang pertama meninggal di dalam rahim saat usianya delapan bulan.”

Rumah Sakit Jose Fabella Memorial adalah salah satu rumah sakit bersalin tersibuk di dunia.

Setiap hari lahir 70-80 bayi, kadang sampai 130. Ini juga berarti ibu dan bayinya harus siap berbagi.

Perawat pengawas, Mary Dungo.

“Di atas tempat tidur ukuran single ada dua ibu. Kami menggabungkan dua tempat tidur, yang kami sebut kasur tandem. Jadi di atas dua kasur ada empat ibu dan empat bayi.”

Kasus kematian bayi atau ibu saat melahirkan jarang terjadi.

Tapi angka kematian ibu di seluruh Filipina melonjak 40  persen sejak 2006. Dan para perawat di sini mengatakan tampaknya mustahil untuk memenuhi tujuan pembangunan milenium dalam aspek mengurangi angka kematian.

Perserikatan Bangsa-bangsa mendesak Filipina untuk mempercepat pengesahan RUU itu. Nantinya negara bakal membiayai kontrasepsi dan mewajibkan pelajaran pendidikan seks di sekolah-sekolah.

Ugochi Daniels, kepala perwakilan Dana Kependudukan PBB di Filipina.

“Tidak ada layanan dan informasi yang tersedia setiap harinya untuk mengukur berapa jumlah perempuan dan anak perempuan yang meninggal saat melahirkan.”

RUU Kesehatan Reproduksi yang diusulkan ini telah diblokir Gereja Katolik yang berkuasa dan partai politik sekutunya selama lebih dari satu dekade.

Tapi sekarang, RUU itu boleh jadi sama-sama punya kekuatan pendukung yang besar, Presiden Filipina sendiri.

“Hal seperti pendidikan seks contohnya. Itu seharusnya tidak didapatkan dari teman yang sama bodohnya dengan Anda.”

Penulis utama RUU Kesehatan Reproduksi itu, anggota kongres Edcel Lagman, yakin RUU itu bisa disahkan akhir tahun ini.

“Kita tidak bisa mempertahankan pembangunan Sumber Daya Manusia karena kita tidak mampu mengatasi masalah kependudukan.”

Tapi Uskup Reyes  yakin RUU itu bukanlah jawabannya.

“Solusinya adalah mengajarkan anak-anak kita untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Karena jika Anda memberi mereka lebih banyak kondom dan pil KB, mereka akan lebih sering melakukannya dan kemungkinan hamil juga lebih besar.”

Ada laporan kalau para Uskup telah memperingatkan para pembuat kebijakan. Mereka akan berkampanye menentang pencalonan kembali anggota legislatif itu tahun depan jika tetap mendukung RUU tersebut.

Gereja pun mengancam akan mengucilkan Presiden, meski ini dibantah Uskup Gabriel Reyes .

“Kami tidak setuju dengan RUU ini dan berharap Presiden akan berubah pikiran. Karena RUU ini mengkampanyekan sesuatu yang kami anggap tidak baik bagi negeri ini.”

Menurut Gereja, jika RUU itu disahkan, mereka akan membawanya ke Mahkamah Agung.

SUMBER: http://www.asiacalling.org/in/berita/philippines/2980-philippines-president-takes-on-catholic-church-over-sex-education